Kondisi waswas karena guncangan di pesawat telah memberi saya dua inspirasi. Pertama, bahwa manusia sering lupa akan hakikat kehidupan yang sementara, lupa tujuan hidup, dan baru mulai tersadar ketika sedang diguncang. Layaknya turbulensi pesawat yang menyadarkan saya untuk segera memperbanyak istighfar. Kedua, bahwa kita perlu melakukan instrospeksi, muhasabah, memastikan perjalanan yang dilakukan adalah perjalanan yang baik yang Allah ridha dengan perjalanan tersebut. Sehingga hati akan merasa lebih tenang, karena ketika seseorang berjalan di perjalanan yang baik, yang ditandai dengan niat baik, dibiayai dengan harta yang halal, diisi dengan kebaikan, tentu bakal lebih bisa menenangkan hati dengan dzikir dan doa di perjalanan.