Kenapa Saya Menulis Blog

Apa yang Bikin Saya Betah Ngeblog?

Hi Pembaca yang baik hati, terima kasih telah mengunjungi diakhir.blog.

Ini beberapa hal yang bikin saya merasa nyaman dengan dunia blogging atau menulis blog:

1. Seorang Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta menjadikan saya dan seorang penulis blog lainnya sebagai responden skripsi yang mengangkat topik gaya hidup minimalis.

2. Sebuah pesan masuk ke inbox email saya, dari seseorang yang tertarik dengan tulisan saya mengenai Tes IELTS di Lembaga Bahasa Internasional (LBI) FIB Universitas Indonesia.

3. Seseorang tertarik dengan tulisan saya berjudul “Untukmu yang merasa Lelah: Sesungguhnya Allah Maha Melihat Apa yang Kamu Kerjakan” dan membagikan tulisan tersebut.

4. Seseorang yang tertarik berkomentar di tulisan saya tentang buku Goodbye, Things, buku yang life-changing bagi saya, karena dia juga menemukan buku itu, membacanya, dan menindaklanjutinya degan membakar foto-foto masa lalunya agar tak tenggelam dengan masa lalunya yang menurutnya buruk, menyingkirkan sebagian barang-barangnya, hidup sederhana dan bersyukur, dan mengutamakan fungsi daripada gengsi.

Dan interaksi-interaksi lainnya, yang bikin saya betah ngeblog.

Saya merasa blog menjadi salah satu jalan ikhtiar saya untuk menjadi orang yang bisa bermanfaat bagi sesama.

Mengambil Manfaat Blog

Setiap produk teknologi pada umumnya bisa kita manfaatkan oleh kita.

Saya pakai Facebook untuk tetap terkoneksi dengan teman-teman saya, khususnya teman-teman yang sudah jarang berjumpa di dunia nyata. Saya juga pakai Facebook untuk beriklan.

Kemudian, saya juga pakai Youtube, Instagram (meski jarang), dan sebagainya.

Semuanya bisa kita manfaatkan. Semuanya hanya sarana.

Demikian pula blog. Blog pada dasarnya hanya sarana, saya memilih blog sebagai salah satu sarana yang saya ambil manfaatnya.

4 Manfaat Blog bagi Saya

Mengapa saya memilih blog sebagai salah satu sarana yang saya ambil manfaatnya?

Baiklah..

Pertama, menulis di blog membantu saya belajar memformulasikan pikiran dan menyampaikannya dalam susunan kalimat yang sistematis.

Kedua, dengan menulis di blog saya menyimpan atau mengikat hal-hal yang ingin saya ingat.

Imam Syafi’i berkata: “Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya”.

Ketiga, dengan menyajikannya di blog, saya ingin berbagi informasi, pengetahuan, dan inspirasi kepada pembacanya.

Untuk poin ketiga ini, saya teringat pada tahun 2015-2016 silam.

Saat itu saya membaca artikel salah satu blog yang membahas tentang rumah seorang Jepang yang menjalankan gaya hidup minimalis atau minimalism.

Tulisan tersebut ternyata masuk ke alam pikiran saya.

Saya kemudian iseng mencari buku tentang minimalism, dan menemukan buku The Life Changing Magic of Tidying Up karya Marie Kondo dan buku Goodbye, Things karya Fumio Sasaki.

Saat membaca halaman demi halamannya saya seakan menemukan inspirasi baru yang belum pernah saya temukan sebelumnya.

Terlebih buku Goodbye, Things, saya coba mencari hal yang bisa digarisbawahi atau distabilo, ternyata tidak bisa, karena setiap halamannya ada pesan penting!

Saya pun menemukan tulisan-tulisan blog lainnya dengan topik serupa, dan tulisan-tulisan tersebut membantu membentuk framework atau kerangka pikir saya yang signifikan berbeda.

Saya di akhir 2016 adalah saya yang berbeda dengan saya di tahun-tahun sebelumnya, seakan versi 2.0, dan itu berawal dari membaca sebuah artikel blog.

Beberapa perubahan seperti berkurangnya OCD (obsesive compulsive disorder) secara signifikan, lenyapnya rasa mengejar kesempurnaan audio (alias audiophile), dan sebagainya, telah sangat dirasakan.

Saya juga terbantu dengan tulisan-tulisan topik lainnya yang saya simpan ke notes maupun saya tulis ulang di blog saya.

Adalah fakta bahwa tulisan-tulisan tersebut menjadi wasilah inspirasi yang menorehkan dampak dalam diri saya.

Maka alangkah wajarnya menurut hemat saya apabila saya pun berharap ada dari tulisan-tulisan saya yang akan ditemukan oleh orang lain yang ternyata memberi impact terhadapnya.

Terakhir, alasan keempat, dengan menulis blog maka saya akan membacanya dan pada akhirnya membiasakan saya untuk membaca.

Beberapa waktu lalu saya ikut test IELTS, untuk nilai IELTS reading saya memperoleh skor 9.0 (skor mentok atas).

Alhamdulillah untuk skor 9.0 itu saya tidak merasa kesulitan memperolehnya.

Saya percaya bahwa angka itu tidak keluar begitu saja, melainkan dari proses banyak membaca sehingga dengan izin Allah bisa baca dengan lebih cepat dan paham.

Berlatih membaca adalah suatu keharusan.

Dengan menulis blog dan melihat blog-blog milik orang lain, saya jadi terbiasa membaca.

Apakah Anda punya blog? Apa alasan Anda menulis blog?

Iqbal – diakhir.blog

Featured Image: Pexels.com / Valeriia Miller

Leave a Comment