Review Web Hosting Jetorbit dari Pengalaman Pribadi

office desktop blogging mengikat inspirasi diakhir.blog

Review Jetobit berdasarkan pengalaman pribadi. Pembahasan difokuskan pada Support, Uptime, Speed, dan Load Impact.

Apa Jetorbit recommended?

Hi Pembaca yang baik hati, terima kasih telah mengunjungi diakhir.blog.

Dalam kesempatan ini saya ingin menceritakan pengalaman, mengulas, atau mereview salah satu provider web hosting Indonesia yang layanannya saya gunakan untuk ditempati oleh salah satu blog saya.

Provider tersebut adalah: Jetorbit

Review ini saya buat dengan seobjektif mungkin karena saya buat berdasarkan pengalaman pribadi.

1. Siapa Jetorbit dan Apa yang Mereka Lakukan?

Jetorbit adalah provider web hosting Indonesia yang beralamat di:

jetorbit.com

Siapa Jetorbit?

Saat tulisan ini saya buat tidak ada info yang cukup lengkap mengenai Jetorbit di websitenya.

Hanya ada tulisaan:

“Jetorbit (PT Jetorbit Teknologi Indonesia) adalah penyedia layanan hosting murah berkualitas dan domain indonesia dan internasional dengan jaminan uptime 99,9%.”

Ketika diklik “Tentang Kami” maka kita akan dibawa ke bagian atas website, masih tetap di halaman depan alias tidak berpindah halaman.

Saya mencoba mencari di dokumen portofolio yang dapat diunduh di bagian bawah website Jetorbit dan tidak menemukan informasi lebih detail.

Meski demikian, dari googling saya pun jadi tahu bahwa pendiri Jetobit yaitu Mahardika Gilang ternyata juga seorang bloger.

Saya suka layanan web hosting yang pemiliknya rutin menulis blog atau blogging karena saya pikir dengan begitu sang pemilik akan lebih memahami kebutuhan para bloger.

Jetorbit telah berhasil menapak tangga menuju puncak hingga meraih posisi 10 Hosting Situs Web Terbaik menurut versi WHTop, bersama Niagahoster, Qwords, IDCloudHost, Dewaweb, Hostinger Indonesia, Rumahweb, DomaiNesia, IDwebhost, dan DewaBiz. Peringkat WHTop ini tergolong dinamis, artinya posisi rangking tiap web hosting dapat berubah setiap saat.

Web hosting ini juga menjadi salah satu dari 7 web hosting terbaik Indonesia tahun 2022 versi Penasihat Hosting/Harun Studio.

Oh iya, dari Penasihat Hosting/Harun Studio-lah awal mula saya mengenal Jetorbit.

Jetorbit juga terdaftar sebagai salah satu Verified Provider di forum Diskusi Web Hosting, yaitu forum yang merupakan tempat berkumpul dan berdiskusinya orang-orang yang memiliki aktivitas maupun minat terhadap dunia web hosting dan hal-hal yang terkait dengannya.

Selain itu, Jetorbit juga terdaftar sebagai salah satu anggota Asosiasi Cloud dan Hosting Indonesia (ACHI), yaitu Organisasi Nirlaba yang bertujuan untuk mengembangkan Industri Cloud dan Hosting di Indonesia.

Prestasi dan keikutsertaan Jetorbit dalam komunitas/asosiasi menunjukkan kesungguhan Jetorbit untuk menjadi provider web hosting terkemuka dan memiliki reputasi yang baik.

Dalam memilih layanan web hosting, tentu kita menginginkan provider yang tepercaya, bukan?

Ya, memilih provider web hosting yang tepercaya itu penting. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang pernah dialami oleh teman saya, ketika suatu hari dia membuka website provider web hostingnya yang muncul adalah halaman ini:

web hosting mati
Gambar tangkapan layar risiko salah memilih penyedia layanan web hosting

Website milik provider web hostingnya suspended, tidak aktif!

Itu adalah risiko ketika salah memilih penyedia layanan web hosting.

Insya Allah hal tersebut tidak akan terjadi pada Jetorbit.

Layanan apa saja yang disediakan Jetorbit?

Bisa dibilang fitur standar yang ada di kebanyakan web hosting ada di sini yaitu Shared Hosting, WordPress Hosting, Cloud Hosting, Email Hosting, Reseller Hosting, Cloud VPS Managed, Dedicated Server, dan Jasa Website.

Saya tidak akan menulis ada paket apa saja di Jetorbit karena informasi mengenai hal itu bisa dilihat lebih detail di website Jetorbit.

Sebelum berlanjut ke pembahasan selanjutnya, saya ingin memaparkan paket yang saya gunakan dan blog yang saya gunakan dalam review ini.

Saya menggunakan paket shared hosting Venus yang harganya Rp30.000 per bulan dengan spesifikasi sebagai berikut:

  • Lokasi server : Indonesia
  • Storage : 3 GB SSD
  • CPU : 1 Core
  • RAM : 1 GB
  • I/O : 30 MB/s
  • EP (Entry Process) : 25
  • NPROC : 100
  • IOPS : 1024
  • Inodes : tidak ada batasan inodes.

Dengan harga Rp30.000 per bulan tersebut, menurut saya kapasitas yang tertera di atas kertas tersebut sudah cukup memadai.

Adapun blog yang saya gunakan adalah blog WordPress yang masih baru sehingga belum memiliki banyak trafik, terdiri atas 30-an postingan, menggunakan theme Generate Press, LiteSpeed Cache (LSCache) yang diaktifkan, dan tidak menggunakan Cloudflare maupun CDN lainnya.

Dengan menggunakan blog yang masih baru dan artikelnya baru ada 30-an tersebut saya pikir itu akan cukup menggambarkan kemampuan dasar atau bawaan Jetorbit.

Maksudnya begini, jika dengan blog yang masih baru saja pengalaman di suatu web hosting sudah kurang memuaskan tentu ketika sudah banyak trafik maka semakin meragukan.

Meski blog tersebut masih baru akan tetapi sebenarnya saya sudah menyewa layanan shared hosting ini sejak tahun 2020 lalu.

Karena di saat itu saya sudah menggunakannya untuk membuat website penyedia bahan presentasi sebuah acara di tahun 2020 lalu yang yang dihadiri sekitar 300 orang dalam waktu 3 jam.

Tetapi sekarang website tersebut sudah tidak ada (sudah dihapus).

2. Review untuk Support Jetorbit

Kita sampai pada pembahasan pertama review ini.

Menurut saya hal paling penting yang perlu ada di sebuah layanan web hosting terutama shared hosting adalah keberadaan Support.

Mengapa begitu?

Karena Support menjadi penanda hidupnya sebuah layanan web hosting.

Seakan-akan Support itu ibarat penunggu rumah yang menjadi tanda bahwa di rumah tersebut masih ada penghuninya.

Memang sih ada layanan online yang tim Supportnya hampir tidak ada atau tidak terlihat namun tetap recomended untuk digunakan, tetapi itu hanya untuk layanan yang dalam sejarahnya jarang terjadi masalah, contohnya adalah Gmail dan Blogger milik Google.

Akan tetapi di kebanyakan layanan online, umumnya memerlukan keberadaan tim Support.

Maka bagaimana dengan Support di Jetorbit?

Nah, selama setahun menggunakan Jetorbit, saya merasa puas karena memperoleh respons Support yang cepat.

Kalau saya perhatikan sejak awal order hingga saat menulis review ini, sudah 17 kali saya mengirim tiket.

Topik yang dibahas di dalam tiket seputar:

(1) Email belum terverifikasi saat awal mendaftar.

(2) Mengubah domain utama dan me-reset hosting (beberapa kali request karena ada perubahan beberapa nama domain yang ingin saya jadikan domain utama).

(3) Upgrade ke WP1 lalu request untuk instal Generate Press Premium dan Astra Pro yang menjadi fasilitas paket WP Hosting.

Perihal upgrade ini sebenarnya saya hanya penasaran ingin mencoba seperti apa sih layanan WordPress Hosting-nya (di cPanel terlihat resource yang disediakan lebih besar dibandingkan dengan di paket Venus).

Namun karena belum membutuhkannya, sekarang saya sudah kembali (downgrade) ke paket Venus.

(4) Cara menginstal Positive SSL (sebenarnya sudah ada fitur SSL gratis di cPanelnya tetapi saya penasaran pengin mencoba SSL berbayar).

(5) Di luar Support melalui tiket, saya juga beberapa kali berkomunikasi melalui Live Chat dan mendapat respons yang cepat.

3. Review untuk Uptime Jetorbit

Bagaimana dengan uptime Jetorbit?

Bagi pembaca yang sudah pernah mencoba beberapa layanan web hosting mungkin menemukan tidak semua layanan web hosting mempublikasikan data uptimenya tanpa harus login terlebih dahulu ke client areanya.

Sehingga hanya pelanggan layanan web hosting tersebut sajalah yang dapat mengetahui data history uptimenya.

Tapi tidak demikian dengan Jetorbit, mereka menyediakan data uptime yang bisa diakses siapa saja di https://uptime.jetorbit.com/ tanpa harus login.

Selain itu, uptime juga bisa dilihat di https://stats.uptimerobot.com/, yaitu tautan uptime alternatif yang disediakan di website Jetorbit.

Menurut saya ini hal yang bagus sekali karena bisa memberi gambaran bagi orang-orang yang sedang berkeliling mencari layanan web hosting yang pas buat mereka.

Saya sendiri menggunakan layanan UptimeRobot gratisan yang melakukan monitoring uptime blog saya setiap 5 menit.

Hasilnya sih tidak jauh berbeda dengan apa yang tertera pada halaman uptime Jetorbit.

4. Pengujian Kecepatan (Speed)

Untuk keperluan review ini saya akan melakukan pengujian kecepatan melalui GTmetrix, Pagespeed Insight, dan WebPageTest.

Hasil Pengujian GTmetrix

Gambar tangkapan layar hasil tes GTmetrix pada blog saya yang ditempatkan di Jetorbit memperlihatkan skor A dengan rincian Performance 96%, Structure 96%, Largest Contentful Paint (LCP) 984 milidetik, Total Blocking Time (TBT) 0 milidetik, dan CLS 0.

Hasil tes memperlihatkan skor A dengan rincian:

  • Performance 96%
  • Structure 96%
  • Largest Contentful Paint (LCP) 984 milidetik
  • Total Blocking Time (TBT) 0 milidetik
  • CLS 0,08
Gambar tangkapan layar blog saya yang ditempatkan di web hosting Jetorbit memerlukan waktu 1,8 detik untuk tampil sempurna jika diakses dari Vancouver, Canada.

Blog memerlukan waktu 1,8 detik untuk tampil sempurna jika diakses dari Vancouver, Canada.

Masih di bawah 2 detik sehingga termasuk cepat.

Saya hanya memakai GTmetrix versi gratis sehingga tidak bisa memilih lokasi uji Singapura yang lebih dekat lokasinya dengan Indonesia.

Hasil Pengujian Pagespeed Insight

Gambar tangkapan layar hasil pengujian PageSpeed Insight blog yang ditempatkan di web hosting Jetorbit memperlihatkan skor 86 untuk mobile.
Gambar tangkapan layar hasil pengujian PageSpeed Insight blog yang ditempatkan di web hosting Jetorbit memperlihatkan skor 97 untuk desktop.

Hasil pengujian PageSpeed Insight di atas memperlihatkan skor 86 untuk mobile dan 97 untuk desktop.

Hasil Pengujian WebPageTest

Gambar tangkapan layar waktu yang diperlukan blog saya yang ditempatkan di Jetorbit untuk memunculkan halaman tersebut jika dibuka dari Jakarta adalah 0,888 detik, ini termasuk cepat, yang jelas di bawah 2 detik.

Saya memilih server uji di Jakarta.

Hasil pengujian WebPageTest memperlihatkan skor F untuk Security Score. Ini bukan sesuatu yang perlu dipikirkan sebab website Google.com pun meraih skor D.

Sedangkan First Byte Time, Keep-alive Enabled, Compress Transfer, Compress Image, dan Cache Static Content kesemuanya memperoleh skor A. Nah, ini baru skor yang kita perlu kejar agar dapat A.

Blog saya tidak terdeteksi menggunakan CDN. Tentu saja karena blog tersebut memang tidak menggunakan CDN.

Waktu yang diperlukan untuk memunculkan halaman tersebut jika dibuka dari Jakarta adalah 0,888 detik, ini termasuk cepat, yang jelas di bawah 2 detik.

5. Pengujian Load Impact

Selain menguji kecepatan, dalam review ini saya juga akan menampilkan hasil pengujian Load Impact menggunakan layanan k6.io versi gratis dengan spesifikasi 50 Virtual Users (VU) selama 10 menit.

Hasilnya adalah sebagaimana terlihat pada gambar berikut:

Gambar tangkapan layar hasil tes load impact blog saya yang ditempatkan di Jetorbit memperlihatkan sebanyak 14.324 request berhasil tertangani tanpa ada error (HTTP failures) dengan rerata response time 49 milidetik.

Hasil tes load impact memperlihatkan sebanyak 14.324 request berhasil tertangani tanpa ada error (HTTP failures) dengan rerata response time 49 milidetik.

Review ini saya buat di tahun 2021, perubahan baik dalam hal harga, spesifikasi, penamaan paket, dan sebagainya dapat saja terjadi. Oleh karena itu mohon mengecek informasi paling terkini di website Jetorbit jika Anda ingin menggunakan layanan mereka.

Review ini membatasi pembahasan pada ruang lingkup layanan shared hosting Venus.

Artinya saya tidak membahas VPS, WordPress Hosting, Dedicated Server, dan lain-lain, karena pengalaman saya hanya pada layanan shared hosting Venus.

Tentu perlu dipahami bahwa pada dasarnya layanan shared hosting adalah layanan 1 server yang digunakan bersama-sama dengan website dan blog lainnya.

Sehingga ada batasan-batasan yang ditetapkan agar semua penghuni server tersebut dapat hidup berdampingan dengan aman dan nyaman.

Layanan shared hosting di mana-mana pada umumnya tidak bisa digunakan untuk website yang sifatnya banyak login-loginnya atau interaksi dengan pengunjung.

Artinya Anda mungkin tidak bisa menggunakannya untuk website kuliah online, belajar online, atau hal-hal online yang belakangan ini semakin marak.

Untuk ujian online misalnya, Jetobit sudah menyediakan layanan yang didedikasikan untuk itu yaitu Ujione yang bisa diakses di ujione.id.

Jika ingin fleksibilitas dan kemampuan yang lebih besar Anda juga bisa menggunakan VPS atau malah Dedicated Server.

Nah, sedangkan untuk website company profile atau blog yang sifatnya pengunjung hanya datang untuk membaca tanpa perlu login-loginan menurut saya Jetorbit sudah cukup mumpuni untuk itu.

Terlebih lagi Jetorbit memiliki layanan Support yang bisa dengan mudah dihubungi dan respons yang cepat.

Jika website atau blog Anda berkembang, Anda selalu bisa mengupgrade ke paket yang lebih tinggi atau yang lebih sesuai.

Pencapaian dan keikutsertaan Jetorbit dalam komunitas/asosiasi memperlihatkan keseriusan provider web hosting ini menjadi provider yang dapat diandalkan.

All in all, menurut saya Jetorbit recommended untuk dipilih sebagai tempat bernaung website atau blog Anda.

Oh, iya, saya juga menulis review layanan web hosting lainnya yang juga pernah saya gunakan, yaitu IDCloudHost. Semoga menarik dibaca dan bermanfaat.

Terima kasih atas waktunya.

Iqbal – diakhir.blog

Featured Image: Pixabay.com / Markus Spiske

7 thoughts on “Review Web Hosting Jetorbit dari Pengalaman Pribadi”

    1. Hmm.. sebenarnya saya udah memakai WordPress.org sebelum yang WordPress.com, cuma biasanya buat website kaya website undangan pernikahan atau organisasi, belum untuk blog, yang blog baru mulai sekarang-sekarang ini.

      Senang nyoba-nyoba, pengen juga pakai Jekyll tapi sampai sekarang tetap belum mengerti juga meski sudah baca tutorial 😀

    2. Ngomong-ngomong soal JetOrbit, layanan ini emang bagus.

      Cuma sayangnya, saya kurang suka dengan model harga yang dipakai. Antara satu tahun atau dua tahun atau tiga tahun, harganya berbeda-beda.

      Saya kalau sudah nemu model harga yang begini, langsung saya lupakan. Karena susah ngitungnya waktu proses perbandingan.

      Lagi pula, untuk saat ini, ada banyak layanan lokal sejenis yang sama bagus dengan merek ini. Dengan harga yang rata gak susah ngitungnya.

      Lalu ditambah dengan hos model awan.
      Belum lagi merek raksasa sekarang juga mulai jualan hos berbagi. Makin banyak pilihannya.


      makasih om sudah boleh ninggalin komentar

  1. Waaaah… fitur load impactnya, menarik perhatian saya nih. Artinya kan tidak akan ada masalah untuk blog dengan kunjungan banyak user ya? Terima kasih atas ulasannya, mas!

    1. Apakah bisa menangani kunjungan banyak user akan dipengaruhi beberapa faktor mbak, seperti:
      – Sebanyak apa dan apa saja plugin yang digunakan.
      – Apakah website/blognya sudah dioptimasi.
      – Apakah sudah mengaktifkan plugin LiteSpeed Cache, karena Jetorbit menggunakan LiteSpeed web server jadi sayang kalau tidak mengaktifkan plugin LiteSpeed Cache.
      – Apakah pengunjung tersebut sifatnya hanya membaca postingan saja ataukah ada login-login seperti di toko online dan online learning.

  2. Lebih sakit kayanya kalo tiba-tiba akun hosting kena suspend. Mending suspennya cuma masalah kelebihan kapasitas. Ini penyedianya yang kabur atau bangkrut hehe..

    Makasi infonya masih lagi nyari review review lain mengenai jetorbit

  3. Saya pernah punya pengalaman yang kurang memuaskan dari salah satu provider hosting di Indonesia. Saya memakai shared hosting waktu itu, dan akhirnya saya pindah ke layanan VPS dari luar seperti DO dan Vultr.

    Untuk jetorbit ini saya belum pernah mencoba.
    Ada layanan WordPress hosting sepertinya menarik.
    Mungkin suatu saat akan saya coba karena pertimbangan harga yang cukup terjangkau 🙂

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top