Review Web Hosting IDCloudHost dari Pengalaman Pribadi

Review IDCloudHost berdasarkan pengalaman pribadi. Pembahasan difokuskan pada Support, Uptime, Speed, dan Load Impact.

Hi Pembaca yang baik hati, terima kasih telah mengunjungi diakhir.blog.

Website dan blog yang saya maksud masihlah proyek-proyek kecil semisal blog pribadi, website sekolah swasta lokal, website undangan pernikahan, website acara, landing page jualan, dan semacamnya.

Hal ini perlu saya ungkapkan sebagai gambaran bahwa jenis web hosting yang saya butuhkan saat ini adalah “shared hosting” (satu server dipakai beramai-ramai), bukan VPS atau Dedicated Server.

Saya perlu menemukan web hosting mana saja yang benar-benar bisa saya andalkan, web hosting yang terbaik di kelasnya, dan cocok dengan anggaran/budget saya atau klien.

Dari proses pencarian tersebut saya menemukan beberapa web hosting yang cocok dengan kebutuhan saya, salah satunya adalah Jetorbit yang telah saya tulis reviewnya dengan judul Review Web Hosting Jetorbit dari Pengalaman Pribadi”.

Maka kali ini saya ingin menceritakan pengalaman, mengulas, atau mereview salah satu provider web hosting Indonesia yang layanannya juga saya gunakan untuk ditempati oleh salah satu blog saya.

Provider tersebut adalah: IDCloudHost.

Review IDCloudHost ini saya buat dengan seobjektif mungkin karena saya buat berdasarkan pengalaman pribadi.

1. Siapa IDCloudHost dan Apa yang Mereka Lakukan?

IDCloudHost adalah provider web hosting asli Indonesia yang beralamat di:

idcloudhost.com

Siapa IDCloudHost?

Meski saya baru menulis reviewnya sekarang, tetapi saya sudah mengetahui keberadaan IDCloudHost sejak beberapa tahun lalu di mana web hosting tersebut menjadi pilihan kakak ipar saya beserta timnya dalam membangun sebuah web berita lokal Bekasi.

IDCloudHost (PT Cloud Hosting Indonesia) didirikan oleh Alfian Pamungkas Sakawiguna bersama 3 orang lainnya (Muhammad Mufid Luthfi, Roful Z. Santosa, dan Depi Rusnandar) pada tahun 2015.

Di tahun pertama, pelanggan IDCloudHost telah mencapai sekitar 1.000 orang yang ditangani oleh 4 orang tim tersebut. Di tahun 2018, jumlah pelanggan meningkat menjadi 50.000 yang ditangani oleh 32 orang.

Informasi tersebut saya peroleh dari blog milik Alfian. Wah, seperti pendiri Jetorbit yang memiliki blog pribadi, pendiri IDCloudHost juga punya blog pribadi yang menarik untuk dikunjungi.

Saya suka layanan web hosting yang pemiliknya menulis blog atau blogging karena saya pikir dengan begitu sang pemilik akan lebih memahami kebutuhan para bloger.

Selanjutnya sebagaimana diberitakan oleh Warta Ekonomi dan berbagai media lainnya, di tahun 2021, IDCloudHost yang awalnya berbisnis dengan modal bootstrap (tanpa investor) memperoleh permodalan baru dari Init6, yaitu perusahaan investasi mantan petinggi Bukalapak, Achmad Zaky.

Kini di tahun 2022 (saat review ini saya buat), jumlah pelanggan IDCloudHost tentunya telah semakin meningkat.

Setidaknya dapat terlihat dari IDCloudHost yang telah berhasil menapak tangga menuju puncak hingga meraih posisi 10 Hosting Situs Web Terbaik menurut versi WHTop.

Peringkat WHTop ini tergolong dinamis, artinya posisi rangking tiap web hosting dapat berubah setiap saat.

Web hosting ini juga menjadi salah satu dari 7 web hosting terbaik Indonesia tahun 2022 versi Penasihat Hosting/Harun Studio.

Selain itu, IDCloudHost juga terdaftar sebagai salah satu anggota Asosiasi Cloud dan Hosting Indonesia (ACHI), yaitu Organisasi Nirlaba yang bertujuan untuk mengembangkan Industri Cloud dan Hosting di Indonesia.

Layanan apa saja yang disediakan IDCloudHost?

Dalam pandangan saya IDCloudHost ini bagaikan supermarket dengan berbagai layanan terkait per-hosting-an dan per-cloud-an. Mulai dari Shared Hosting hingga Object Storage ada di sini.

Gambar tangkapan layar produk yang disediakan oleh IDCloudHost
Produk yang disediakan oleh IDCloudHost

Rasanya perlu saya highlight bahwa tipe “WordPress Hosting” versi IDCloudHost berbeda dengan tipe “WordPress Hosting” yang disediakan oleh kebanyakan provider lainnya (sepengetahuan saya).

Jika di sebagian provider web hosting lain yang dimaksud WordPress Hosting adalah layanan shared hosting yang spesifikasinya dirancang supaya memadai buat melayani WordPress (sama saja dengan share hosting biasa hanya saja speknya lebih tinggi — sehingga harganya lebih mahal daripada yang tidak diberi label “WordPress Hosting”), maka WordPress Hosting IDCloudHost lebih ke arah managed WordPress layaknya WordPress.com, Kinsta, WPEngine, atau EasyWP-nya Namecheap, di mana penggunanya tidak memperoleh akun panel backend, melainkan langsung login ke wp-admin. Pengguna tidak perlu tahu apa saja yang ada di balik layar (server), tapi segi positifnya adalah pengguna tidak perlu terlalu jauh memikirkan pengelolaan server, update, dan keamanan website mereka (tentunya selama tidak menggunakan plugin dan theme bajakan).

Saya tidak akan menulis ada paket apa saja di IDCloudHost karena informasi mengenai hal itu bisa dilihat lebih detail di website IDCloudHost.

Sebelum berlanjut ke pembahasan selanjutnya, saya ingin memaparkan paket yang saya gunakan dan blog yang saya gunakan dalam review ini.

Saya menggunakan paket shared hosting Cloud Hosting Cpanel – Basic Pro yang harganya Rp30.000 per bulan dengan spesifikasi sebagai berikut:

  • Lokasi server : Indonesia
  • Storage : 3 GB SSD
  • CPU : 1 Core
  • RAM : 1 GB
  • I/O : 1 MB/s
  • EP (Entry Process) : 20
  • NPROC : 100
  • IOPS : 512
  • Inodes : tidak ada batasan inodes.

Informasi tersebut saya peroleh dari dalam cPanel akun web hosting saya.

Dengan harga Rp30.000 per bulan, menurut saya kapasitas yang tertera di atas kertas tersebut sudah cukup memadai.

Adapun blog yang saya gunakan adalah blog WordPress yang relatif masih baru sehingga belum memiliki banyak trafik, terdiri atas 40-an postingan, menggunakan theme Charta yang dibuat oleh ThemeZee, LiteSpeed Cache (LSCache) yang diaktifkan, dan tidak menggunakan Cloudflare maupun CDN lainnya.

Jika Anda perhatikan, pengujian yang dilakukan oleh Penasihat Hosting sebagai salah satu reviewer web hosting tepercaya di Indonesia tidak mengaktifkan LiteSpeed Cache:

“Dalam melakukan pengujian, kami tidak mengaplikasikan caching apalagi CDN sehingga murni untuk mengukur kecepatan server itu sendiri.”

Sumber: Penasihat Hosting

Caching tidak diaktifkan karena pengujian yang mereka lakukan ditujukan untuk mengukur kecepatan mendasar server web hosting, yang mana web hosting tersebut bisa digunakan untuk beragam Content Management System (CMS), bukan hanya WordPress.

Sedangkan pada pengujian yang saya lakukan, lebih untuk menguji potensi real case atau kasus nyata penggunaan web hosting untuk WordPress sebagai CMS yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.

Saat tulisan ini saya buat, berdasarkan data yang disajikan oleh BuiltWith, sebanyak 33% dari 1 juta website top dunia menggunakan WordPress:

Gambar tangkapan layar yang memperlihatkan bahwa berdasarkan data yang disajikan oleh BuiltWith, sebanyak 33% dari 1 juta website top dunia menggunakan WordPress

Sedangkan menurut data yang ditampilkan oleh W3Techs, WordPress digunakan pada sebanyak 64.3% dari website yang menggunakan CMS, serta sebanyak 43.0% dari total seluruh website di dunia, baik yang menggunakan CMS maupun tidak.

Gambar tangkapan layar yang memperlihatkan bahwa menurut data yang ditampilkan oleh W3Techs, WordPress digunakan pada sebanyak 64.3% dari website yang menggunakan CMS, serta sebanyak 43.0% dari total seluruh website di dunia, baik yang menggunakan CMS maupun tidak.

WordPress is used by 64.3% of all the websites whose content management system we know. This is 43.0% of all websites.

Sumber: W3Techs

Nah, jika digunakan untuk menghost WordPress, maka sudah sewajarnya pengguna akan mengaktifkan cache.

Dalam hal ini karena shared hosting IDCloudHost menggunakan webserver LiteSpeed, maka saya menggunakan plugin cache LiteSpeed.

Kemudian saya juga tidak menggunakan CDN karena nantinya akan menjadi rancu karena yang diuji bukan lagi kinerja server IDCloudHost melainkan kinerja CDN-nya.

Misalnya, jika saya mengaktifkan Cloudflare selaku CDN gratis yang mudah digunakan, maka ketika saya melakukan pengujian terhadap website uji, maka sebenarnya yang sedang diuji adalah Cloudflare tersebut, bukan web hosting tempat website uji tersebut berada.

Selain itu, alasan saya tidak menggunakan CDN untuk pengujian ini adalah sebagian pemilih server Indonesia memang sengaja memilih lokasi Indonesia agar web mereka lebih cepat di akses di Indonesia, sehingga tidak menggunakan CDN yang bisa jadi malah menyebabkan website mereka berkurang kecepatan latensinya.

2. Review untuk Support IDCloudHost

Kita sampai pada pembahasan pertama review ini.

Jika kita perhatikan beberapa tempat berkumpulnya para pengguna web hosting, misalnya forum Diskusi Web Hosting dan group Facebook WordPress Indonesia, beberapa keluhan yang sering disampaikan oleh membernya sering kali ada kaitannya dengan dukungan atau Support yang lambat atau malah tidak merespons.

Sebagian orang mengeluh di forum atau di Facebook group tersebut karena merasa kecewa sudah menyampaikan permasalahannya melalui jalur yang disediakan oleh provider web hosting namun belum atau tidak memperoleh respons atau tanggapan.

Masalah tentu akan selalu ada di setiap provider web hosting, hal yang wajar karena tidak ada produk buatan manusia yang sempurna.

Akan tetapi akan lebih nyaman jika ada pihak di ujung sana yang merespons atau menanggapi setiap persoalan yang disampaikan kliennya, terlepas masalah dapat diselesaikan atau tidak, hal yang paling utama adalah ada sosok yang berkenan mendengarkan pertanyaan, masukan, dan keluhan.

Nah, bagaimana dengan kualitas Dukungan Pelanggan atau Support di IDCloudHost?

Nah, selama menggunakan IDCloudhost, saya merasa puas karena memperoleh respons Support yang cepat.

Kalau saya perhatikan sejak awal order hingga saat menulis review ini, sudah 18 kali saya mengirim tiket.

Topik yang dibahas di dalam tiket seputar:

(1) Bertanya tentang Add On Domain (pada saat review ini saya buat, info ini tidak tercantum pada website IDCloudHost sehingga pengguna memang perlu memastikannya melalui tiket).

(2) Mengubah domain utama dan me-reset hosting (beberapa kali request karena ada perubahan beberapa nama domain yang ingin saya jadikan domain utama).

(3) Aktivasi SLL berbayar (lagi pengin belajar pasang SSL berbayar, meski ada SLL yang telah disediakan secara gratis).

(4) Menyampaikan keluhan tidak bisa mengakses website baru dari wifi hotel, sedangkan dari hape bisa (ternyata karena masalah propagasi DNS).

(5) Meminta bantuan mereka menghapus record domain.

Dan beberapa topik lainnya yang memerlukan bantuan dukungan/support.

Di luar Support melalui tiket, saya juga beberapa kali berkomunikasi melalui Live Chat dan memperoleh respons. Meski tidak terlalu cepat, tetapi setidaknya selalu ada seseorang di ujung sana yang akan menjawab.

3. Review untuk Uptime IDCloudHost

Bagaimana dengan uptime IDCloudHost?

IDCloudHost menyediakan informasi status server yang bisa diakses siapa saja di link “Status Server” yang tertera pada bagian footer website IDCloudHost tanpa harus login.

Menurut saya kemudahan memperoleh informasi status server tanpa harus login ini merupakan hal yang menyenangkan karena bisa memberi gambaran bagi orang-orang yang sedang berkeliling mencari layanan web hosting yang tepat buat mereka.

Dengan bantuan tools UptimeRobot versi gratis, saya juga bisa memantau uptime blog saya yang menurut saya hasilnya tidak jauh berbeda dengan halaman uptime realtime yang disediakan oleh Penasihat Hosting (klik sini untuk menuju halaman Uptime yang disajikan oleh Penasihat Hosting): memuaskan.

4. Pengujian Kecepatan (Speed)

Untuk keperluan review ini saya akan melakukan pengujian kecepatan melalui GTmetrix, Pagespeed Insight, dan WebPageTest.

Hasil Pengujian GTmetrix

Gambar tangkapan layar hasil tes memperlihatkan skor A dengan rincian performance 89%, structure 91%

Hasil tes memperlihatkan skor A dengan rincian:

  • Performance 89%
  • Structure 91%
  • Largest Contentful Paint (LCP) 1,4 detik
  • Total Blocking Time (TBT) 0 milidetik
  • CLS 0
Gambar tangkapan layar blog memerlukan waktu 2,8 detik untuk tampil sempurna jika diakses dari Vancouver, Canada

Blog yang saja uji memerlukan waktu 2,8 detik untuk tampil sempurna jika diakses dari Vancouver, Canada.

Di atas 2 detik, tapi belum mencapai 3 detik sehingga masih dapat dikatakan cepat di mata atau persepsi pengunjung riil. Apalagi jangan lupa, waktu 2,8 detik tersebut adalah jika diakses dari lokasi server GTmetrix Kanada, bukan Indonesia. Jika diakses dari Indonesia tentu berpotensi lebih cepat lagi.

Sayangnya saya hanya memakai GTmetrix versi gratis sehingga tidak bisa memilih lokasi uji Singapura yang lebih dekat lokasinya dengan Indonesia (GTmetrix versi berbayar tidak menyediakan lokasi uji Jakarta/Indonesia).

Hasil Pengujian Pagespeed Insight

Gambar tangkapan layar hasil pengujian PageSpeed Insight di atas memperlihatkan skor 100 untuk mobile dan 100 untuk desktop.
Gambar tangkapan layar hasil pengujian PageSpeed Insight di atas memperlihatkan skor 100 untuk mobile dan 100 untuk desktop.

Hasil pengujian PageSpeed Insight di atas memperlihatkan skor 100 untuk mobile dan 100 untuk desktop.

Hasil Pengujian WebPageTest

Gambar tangkapan layar hasil pengujian WebPageTest memperlihatkan First Byte 0,915 detik dan Speed Index 1,480 detik.

Saya memilih server uji WebPageTest di Jakarta, pada jaringan 4G.

Hasil pengujian WebPageTest memperlihatkan First Byte 0,915 detik dan Speed Index 1,480 detik.

Oh iya, jika dibandingkan dengan review web hosting Jetorbit yang saya lakukan di tahun 2021 lalu, terlihat ada perubahan pada penggunaan indikator WebPageTest di tahun 2022 ini, di mana sekarang sudah tidak ada skor A sampai dengan F sebagaimana yang terlihat pada hasil tes yang dilakukan pada blog saya yang menggunakan web hosting Jetorbit.

5. Pengujian Load Impact

Selain menguji kecepatan, dalam review ini saya juga akan menampilkan hasil pengujian Load Impact menggunakan layanan k6.io versi gratis dengan spesifikasi 50 Virtual Users (VU) selama 12 menit 30 detik.

Hasilnya adalah sebagaimana terlihat pada gambar berikut:

Gambar tangkapan layar hasil tes load impact memperlihatkan sebanyak 28.642 request berhasil tertangani tanpa ada error (HTTP failures) dengan 95th percentile response time 663 milidetik.

Hasil tes load impact memperlihatkan sebanyak 28.642 request berhasil tertangani tanpa ada error (HTTP failures) dengan 95th percentile response time 663 milidetik.

Review ini awalnya saya buat pada tahun 2022. Seluruh data dan informasi yang tertulis di artikel ini adalah benar pada saat tulisan ini saya buat. Akan tetapi seiring perjalanan waktu, perubahan dapat saja terjadi.

Oleh karena itu hendaknya Anda mengecek informasi paling terbaru di web IDCloudHost jika Anda ingin menggunakan layanan web hosting IDCloudHost.

Artinya, IDCloudHost masih terus aktif dan berkembang.

Jika Anda orang yang seperti saya: lebih nyaman jika menggunakan layanan web hosting yang blog officialnya hidup/terus diupdate dan ada informasi aktivitas pengelolanya yang menandakan atau menjadi sinyal bahwa provider tersebut “masih ada untuk Anda”, maka IDCloudHost menjadi salah satu web hosting yang unggul dalam menyediakan informasi tersebut.

Adapun dalam hal layanan web hosting, IDCloudHost termasuk dapat diandalkan.

Sejauh ini, IDCloudHost adalah salah satu layanan web hosting Indonesia yang perkembangannya relatif cepat. Jika kita mengikuti akun Facebook pendirinya, sesekali ada status tentang aktivitas yang sedang dikerjakannya terkait dengan IDCloudHost.

Jika saya ditanya pendapat pribadi, apakah IDCloudHost recommended untuk dipilih sebagai tempat bernaung website atau blog Anda? Saya akan menjawab, tergantung, mohon perhatikan informasi tentang add-on domain berikut:

Jika Anda tidak menggunakan add-on domain, maka hosting di sini barangkali akan memenuhi ekspektasi atau harapan Anda. Namun jika butuh fitur add-on domain dengan harga yang lebih terjangkau, saya pribadi akan memilih layanan lain seperti Jetorbit, Jetdino, Citrahost, Awan Data, Domainesia, Connectindo, dan sebagainya.

Terima kasih atas waktunya.

Iqbal – diakhir.blog

Featured Image: Pexels.com / Mateusz Dach

5 thoughts on “Review Web Hosting IDCloudHost dari Pengalaman Pribadi”

    1. IDCloudHost sejauh ini untuk shared hostingnya masih memuaskan kalo bagi saya dan sesuai kebutuhan saya saat ini, tapi pastinya pengalaman setiap pengguna bisa berbeda-beda.

      Sebenarnya masih ada metode pengujian lagi yang menurut saya bisa menunjukkan keunggulan IDCloudHost, tapi tidak saya tampilkan di sini hasil pengujian tersebut karena saya khawatir metode tersebut belum cukup valid untuk menjadi bahan perbandingan dengan produk sekelas di provider-provider lainnya.

  1. Review Web Hosting IDCloudHost dari Pengalaman Pribadi
    Saya pakai IDCloudhost juga, secara umum layanan dan produknya oke. Namun kadang, suka muncul notifikasi dari Jetpack yang memberitahukan bahwa blog saya sedang offline, lalu sekitar 5 menit kemudian ada info kalau blog online lagi. Ini saja sih keluhannya.

  2. Setelah baca review ini tertarik untuk mengunjungi webnya idcloudhost, ternyata saya coba beberapa kali webnya tidak bisa diakses. Namun bisa jadi pertimbangan salah satu pilihan untuk sewa hosting maupun domain.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top