Pembalasan di Toilet dan Perlunya Membaca Tanda-Tanda

Hi Pembaca yang baik hati, terima kasih telah mengunjungi diakhir.blog.

1. iPhone vs Lantai Toilet: Siapa Menang?

Beberapa tahun yang lalu, di sebuah group WhatsApp yang saya menjadi anggotanya, seorang member mempromosikan toko pakaian muslim milik adiknya.

Berhubung nama toko tersebut “lucu”, beberapa anggota group pun menertawakan.

Nama yang “lucu” karena bisa diselewengkan menjadi kata slang (KBBI: “ragam bahasa tidak resmi dan tidak baku yang sifatnya musiman”) yang punya makna “jorok” atau “saru”.

Jadi sebenarnya pilihan nama toko tersebut tidak salah, malah saya yakin sang adik telah memilih nama tersebut dengan harapan yang baik, hanya saja tampaknya dia kurang paham kalau kata tersebut agak mirip kata slang yang saru tadi.

Saya sendiri ikut membercandai secara berlebihan, bahkan saya akui saya juga ikut mengolok-olok.

Hingga sang member alias sang kakak pun kecewa adiknya dijadikan bahan tertawaan. Dia pun keluar (leave) dari group WhatsApp tersebut.

Beberapa hari kemudian, saat sedang berada di toilet, hape iPhone 4s saya keluar dari saku dan jatuh ke lantai.

Layarnya yang terbuat dari kaca pun remuk!

Malamnya saya menghubungi teman saya dan meminta maaf.

2. Saat iPhone Nyemplung ke WC

Di lain waktu, juga beberapa tahun yang lalu, hape iPhone 5 salah seorang teman saya nyemplung ke WC.

Ini bukan sembarang WC, melainkan WC tua Jepang di sebuah tempat wisata di Jepang. Lubang WC-nya itu hanya lubang yang dalam. Sehingga ketika jatuh ya maka iPhonenya dianggap hilang saja.

Mendengar kabar tersebut saya pun teringat beberapa hari sebelumnya sang pemilik hape bercanda di group WhatsApp yang kami menjadi anggotanya, bercanda berlebihan mengeluarkan kata-kata yang membuat saya sebagai objek bercandaan pun terkejut terperangah “apa yang ada di dalam pikiran orang ini?!”

Sebuah candaan yang apabila orang lain membacanya dan mempercayainya bisa berpikir negatif tentang saya.

Saya benar-benar terkejut dan merasa tersinggung, tetapi saya hanya diam saja tanpa berkomentar apa-apa.

3. Membaca Tanda-Tanda

Itulah kisah-kisah kelam di toilet yang bagi saya merupakan teguran nyata atas kesalahan yang beberapa waktu sebelumnya kami lakukan.

Adalah ide yang sangat baik, it’s a really good idea, jika kita menelusuri, merenungi, menginvestigasi apakah keburukan yang kita alami merupakan cerminan dari kezaliman yang pernah kita lakukan kepada orang lain baik berupa kata-kata maupun perbuatan.

Alangkah baiknya jika kita merenungi apa yang dilakukan kaum Ninawa, kaumnya nabi Yunus ‘Alaihis Salam.

Kaum Ninawa bukanlah kaum yang sempurna dan tidak pernah berbuat kesalahan. Bahkan sebaliknya, mereka menolak apa yang disampaikan oleh Nabi Yunus ‘Alaihis Salam.

Nabi Yunus ‘Alaihis Salam pun akhirnya merasa kecewa dan memutuskan untuk meninggalkan kaumnya.

Begitu mengetahui bahwa Nabi Yunus telah meninggalkan mereka, kaum Ninawa segera tersadar bahwa mereka baru saja melakukan suatu kesalahan teramat besar!

Maka mereka khawatir akan turunnya azab Allah kepada mereka. Kemudian mereka pun segera bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat.

Sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak jadi menurunkan azabnya.

“Mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang segera beriman sehingga imannya itu bermanfaat kepadanya, selain kaum Yunus? Ketika mereka beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia dan Kami berikan kesenangan hidup (sementara) kepada mereka sampai waktu yang ditentukan.” (Al-Qur’an Surat Yunus ayat 98)

Kita melakukan banyak sekali kesalahan. Terkadang kita diingatkan dengan hal-hal di sekitar kita.

Terkadang tanda-tanda peringatan itu terasa begitu jelas.

Iqbal – diakhir.blog

Featured Image: Pixabay.com / yorkali

2 thoughts on “Pembalasan di Toilet dan Perlunya Membaca Tanda-Tanda”

    1. Betul mas, topiknya menjadi cukup sensitif karena saat itu jokesnya melibatkan orang lain yang dikaitkan dengan saya. Kalau hanya saya saja (tanpa melibatkan atau menyebut “orang lain” itu) yang menjadi target bercandaan atau olok2 sih ngga apa2. Kita ambil hikmahnya saja mas hehe..

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top