Hal yang Bikin Menyesal hingga Hari Ini

jam waktu mengikat inspirasi diakhir.blog

Hi Pembaca yang baik hati, terima kasih telah mengunjungi diakhir.blog.

Hal apa yang bikin Anda merasa menyesal hingga hari ini?

Saya pengin cerita sebuah peristiwa yang membuat saya merasa sedih dan menyesal hingga saat ini.

Kejadiannya terjadi waktu saya masih kecil, masih SD, lupa kelas berapa.

Sepertinya kelas 1, 2, atau 3 SD.

Seperti saya ceritakan di tulisan berjudul “Lenyapnya Ayam Goreng Gaji Pertama”, waktu kecil perekonomian keluarga saya sangat sederhana.

Sebagai gambaran, teman masa kecil saya pernah bertanya, “Iqbal, kamu orang miskin ya?”

Saya pernah mengalami makan malam dari rantang untuk berlima yaitu ibu saya dan keempat anaknya (sebenarnya kami lima bersaudara, tetapi kakak tertua saya tinggal di rumah kakek-nenek kami di Sukabumi).

Saya sih tidak merasa benar-benar miskin. Lebih tepatnya ya “sangat sederhana”.

Nah, suatu siang saya diajak oleh ibu ke pasar naik angkot.

Di pasar ibu saya membeli asinan buat dibawa pulang ke rumah. Beliau suka asinan.

Menjelang pulang saya pun merengek minta dibelikan teh kotak.

Teh kotak? Waduh, waktu itu teh kotak masih menjadi barang mewah buat keluarga saya.

Tetapi saya tidak mau tahu, saya merengek terus minta dibelikan.

Ibu pun mengajak saya pulang, sepertinya uangnya tidak cukup kalau harus membeli teh kotak.

Di perjalanan naik angkot saya terus saja menangis.

Sampai rumah pun masih menangis.

Ibu menuangkan asinan ke piring.

Dan terjadilah aksi yang masih saya ingat hingga hari ini.

Saya mengambil piring yang sudah berisi asinan kesukaan ibu saya.

Kemudian saya membanting piring itu ke lantai.

Piring pun pecah bersama tumpahnya asinan.

Saya masih tetap menangis.

Ibu membereskan pecahan piring di lantai yang basah oleh asinan.

Saat itu sebenarnya saya langsung tersadar dan menyesal, perasaan menyesal yang telah hadir meski saya masih anak kecil..

Bahwa ibu saya, kan, tidak setiap hari membeli asinan.

Bahwa selama ini ibu selalu mengutamakan anak-anaknya dalam hal makanan.

Maka mestinya boleh dong sekali-sekali ibu saya merasakan nikmatnya memakan masakan kesukaannya, setelah berlembur-lembur menjahit baju hampir tiap malam untuk menambah-nambah rezeki di rumah kami..

Tetapi saya telah membanting piring itu beserta asinan di dalamnya..

Padahal ibu saya baru saja berjuang membawa pulang saya yang terus menangis di angkot.

Barangkali saat itu ibu saya sedikit berharap, membayangkan bisa makan siang pakai asinan yang jarang-jarang membelinya.

Tapi saya telah menghancurkan harapan itu.

Sekarang jika mengingat momen itu lagi saya merasa menyesal.

Saya tidak ingin melupakan rasa ini agar menjadi tambahan pendorong untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi, secara khusus agar saya berupaya menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua..

Sebenarnya bukan hanya hal tersebut yang membuat saya menyimpan penyesalan, tetapi untuk kali ini hanya ini yang ingin saya ceritakan.

Nah, sekarang giliran Anda, pengunjung blog ini, apakah Anda saat ini ada menyimpan rasa menyesal?

Jangan ragu untuk menulis komentar jika Anda ingin bercerita.

Iqbal – diakhir.blog

Featured Image: Pixabay.com / Foto-RaBe

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top