Hi Pembaca yang baik hati, terima kasih telah mengunjungi diakhir.blog.
Yuk, Jalan Kaki 7 Langkah ke Kanan dan ke Kiri!
Yuk, coba sekarang juga, berjalanlah ke arah kanan Anda sebanyak 7 langkah!
…
Sudah?
…
Lalu, sekarang yuk coba juga, berjalanlah ke arah kiri Anda sebanyak 7 langkah!
…
Sudah?
…
Nah, apa yang Anda pikirkan?
Yuk, Jalan Kaki 200 Meter Sekarang Juga!
Sekarang, yuk coba jalan kaki sejauh 200 meter!
Maukah Anda melakukannya SEKARANG JUGA?
Tidak mau?
Kenapa tidak mau?
Wah, kalau saya diajak melakukan seperti itu SEKARANG JUGA, saya tidak mau melakukannya.
Malah bukan hanya untuk jalan kaki 200 meter, sekadar berjalan kaki ke kanan dan ke kiri masing-masing 7 langkah seperti yang saya ajak tadi pun saya sendiri malas melakukannya.
Apa karena hal itu melelahkan?
Tentu saja tidak.
Jalan kaki ke kanan dan ke kiri 7 langkah sama sekali tidak melelahkan bagi orang yang kondisi kesehatan fisiknya baik-baik saja. Begitu juga dengan jalan kaki 200 meter. Tidak melelahkan.
Apa yang Membedakan?
Coba perhatikan, berapa banyak orang di sekitar kita yang saat ini sedang terlihat berjalan kaki dari satu lokasi ke lokasi lainnya.
Kemudian kita perhatikan, dengan menggunaan kendaraan yaitu sepeda, motor, mobil, bus, kereta api, pesawat terbang, mereka berpindah lebih jauh lagi. Bisa ratusan kilometer!
Kenapa mereka mau pergi dari satu tempat ke tempat lainnya yang jaraknya lebih jauh, sedangkan Anda yang membaca tulisan ini dan juga saya sendiri tidak berkenan menuruti ajakan sekadar untuk jalan kaki 200 meter sekarang juga?
Apa sih yang membedakan orang-orang itu dengan kita?
Jawabannya adalah tujuan atau purpose.
Kenapa orang-orang mau repot-repot bepergian sekarang juga? Karena mereka lagi punya tujuan.
Misalnya:
Orang yang sekarang sedang berangkat ke kantor punya tujuan “bekerja di kantor”.
Orang yang sekarang sedang berangkat ke kampus punya tujuan “mengikuti kegiatan belajar di kampus”.
Orang yang berangkat ke Pasar Tanah Abang di bulan puasa siang-siang panas terik punya tujuan “beli kain atau pakaian buat dijual lagi”.
Sedangkan kita merasa enggan jika saat ini juga diminta berjalan kaki sejauh 200 meter karena: tidak jelas tujuannya.
“Kenapa saya harus melakukannya?”
“Kenapa saya harus menuruti ajakan untuk jalan kaki 200 meter sekarang juga??” begitu yang ada di dalam pikiran kita.
Karena tujuan ajakannya tidak jelas, maka kita pun tidak berminat melakukannya.
Coba kalau dilengkapi dengan tujuan, misalnya, “Yuk, kita jalan kaki 200 meter sekarang juga ke gerai kopi itu karena mereka lagi ada diskon buy 1 get 1 alias beli 1 dapat 1!”
Wah, bisa jadi penggemar kopi akan semangat untuk bergerak sekarang juga.
Kita pun akan semakin bergerak lebih semangat ketika tujuannya semakin wow, misalnya, “Yuk, sekarang juga siapa yang bisa duluan sampai di gerai kopi Sutarbubuk yang lokasinya 500 meter dari sini, maka akan memperoleh 1 hadiah sepeda gratis untuk 10 pelanggan pertama di hari ini”.
Maka orang akan berlomba ke gerai kopi Sutarbubuk itu demi cepat-cepatan sampai, biar dapat hadiah sepeda.
Jika tadi tidak mau bergerak, sekarang jadi mau. Karena sekarang ada tujuannya.
Karena Tujuan Adalah Pembeda!
Tujuanlah yang menjadi pembeda.
Pagi-pagi kita pergi ke luar rumah meski hujan deras dan genangan air ada di mana-mana, kita tetap berkenan melakukannya ketika kita memiliki tujuan.
Ada yang tujuan keluar rumahnya untuk pergi ke sekolah, ada yang untuk mencari rezeki, ada yang untuk jogging (ya kali aja ada yang jogging di tengah hujan deras he he..).
Sedangkan jika kita tidak punya tujuan untuk keluar rumah, saat pagi hari hujan deras dan tidak ada kewajiban yang sedang menanti, maka boleh jadi kita akan berpikir, hei bukankah lebih baik tetap mendekam di rumah. Malas, ah, keluar rumah.
Dengan tujuan kita jadi punya arah, punya harapan dalam melakukan sesuatu. Sekalipun untuk meraihnya memerlukan effort yang tidak mudah.
Memang, sih, dengan adanya tujuan yang jelas, bukan berarti kita akan selalu bersemangat untuk bergerak melangkah meraih tujuan itu.
Memang, sih, dengan memiliki tujuan yang jelas, langkah kaki kita bukan berarti AKAN LANGSUNG terasa mudah, tidak melelahkan, dan tidak malas.
Akan tetapi tanpa memiliki tujuan yang jelas, langkah kaki kita bahkan akan terasa jauh lebih tidak mudah lagi, jauh lebih melelahkan, dan jauh lebih bikin malas.
Oleh karena itu, memiliki tujuan dalam kehidupan ini menjadi suatu keharusan, agar kita merasa lebih mudah dan lebih bersemangat dalam menjalani kehidupan.
Nah, coba bayangkan, untuk sekadar berjalan kaki sekarang juga 200 meter saja kita merasa enggan jika tidak punya tujuan, apalagi jika kita tidak punya tujuan hidup.
Padahal, menjalani kehidupan jelas jauh lebih menantang ketimbang sekadar berjalan kaki, bukan?
Nah, sebagai penutup tulisan ini, mari tanyakan pada diri masing-masing apakah kita telah menemukan tujuan hidup di dunia ini?
Iqbal – diakhir.blog
Featured Image: Pixabay.com / Melk Hagelslag
Leave a Reply