Hi Pembaca yang baik hati, terima kasih telah mengunjungi diakhir.blog.
Selalu Terlihat Kurang
Salah satu tahap yang akan dilalui seorang yang membuat website atau blog adalah memilih template atau theme.
Template atau theme adalah keseluruhan tampilan, rasa, dan style dari sebuah website atau blog.
Sebagai contoh, saat tulisan ini dibuat blog ini menggunakan theme Twenty Twenty One yang bernuansa minimalis sebagaimana blog ini yang diniatkan mengangkat topik-topik esensial.
Nah, baru-baru ini saya mendapat sebuah inspirasi yang ingin saya bagi kepada pengunjung blog ini, yang saya peroleh dalam proses memilih theme.
Jadi saya sempat menghabiskan waktu cukup lama untuk memilih-milih theme apa yang akan saya pakai di blog ini.
Untuk memastikan blog ini memberi pengalaman terbaik bagi para pengunjungnya, saya mencoba beragam theme dan mengujinya dengan cara melihatnya di komputer dan telepon seluler (ponsel) lain selain komputer dan ponsel milik saya.
Saya merasa sedikit lelah karena menemukan fenomena betapa desain blog yang tampak nyaman dan indah di komputer dan ponsel saya, ternyata selalu tampak berkurang keindahannya ketika di buka di 2 ponsel lain yang saya jadikan sampel, yaitu ponsel milik ibu saya dan istri saya.
Sesekali saya juga meminta teman-teman membuka blog saya dari ponsel maupun komputer mereka dan mengabari bagaimana desain dan kecepatannya.
Umumnya mereka bilang oke dan kecepatannya baik-baik saja.
Sementara di 2 ponsel yang sering saya jadikan sampel, blog saya tampak kurang memenuhi ekspektasi apa pun template atau theme yang saya gunakan.
Apa pun desain yang saya pilih saya selalu merasa ada yang kurang.
Ternyata Masalahnya Ada pada Layar Handphone
Setelah berhari-hari melakukan riset dan uji coba mencari theme yang terbaik, akhirnya saya menemukan satu kenyataan yang baru saya sadari.
Ternyata masalahnya bukan pada desain yang saya pilih.
Ternyata masalahnya ada pada handphone yang saya jadikan sampel!
Ponsel istri saya layarnya retak.
Sedangkan ponsel ibu saya layarnya dipasang screen protector atau pelindung layar yang tampaknya tidak cocok dipasang di ponselnya sehingga tampak redup, tidak jernih.
Dengan layar yang retak dan pelindung layar yang kusam, sebagus apa pun tampilan desain blog yang muncul di ponsel saya (Samsung M21 dengan layar yang menyejukkan mata dan hati) akan selalu terdegradasi ketika dilihat di 2 ponsel yang retak dan layarnya kurang jernih karena pelindung layar tersebut.
Bukan hanya blog saya, melainkan juga website lainnya pun jadi berbeda antara yang terlihat di handphone saya dengan yang terlihat di handphone tersebut.
Bagaikan Hati
Apa yang saya temukan dari cerita tentang layar ponsel ini sebenarnya seperti analogi “hati manusia”.
Bila hati seseorang sakit maka dia tidak bisa melihat kebaikan dari apa yang ada di sekelilingnya, semuanya akan tampak buruk.
Dia akan menjadi orang yang banyak mengeluh dan tak pandai bersyukur.
Pernahkah Anda melihat orang yang mengeluhkan semua yang ada di sekelilingnya atau mengkomplain semua yang diperolehnya?
Atau malah.. Anda pernah menjadi orang tersebut?
Dalam hidup ini tidak semua hal yang kita jumpai akan baik-baik saja, terkadang kita menemukan hal-hal yang tidak kita sukai, bukan?
Akan tetapi kita perlu curiga atau waspada terhadap diri sendiri jika kita merasa semua yang ada di sekitar kita buruk semuanya.
Sebab jangan-jangan ternyata masalahnya ada pada diri kita sendiri.
Barangkali masalahnya bukan pada apa-apa yang ada di sekeliling kita, bukan kehidupan yang kita alami, juga bukan orang-orang yang menyertai kita.
Barangkali masalahnya ada pada hati kita yang sulit melihat kebaikan.
Layaknya layar ponsel yang rusak atau pelindung layar yang kusam, akan mendowngrade keindahan tampilan desain web yang dilihat dengannya. Sebagus apa pun desain websitenya, jika dikunjungi dengan ponsel tersebut pasti tidak akan terlihat bagus.
Iqbal – diakhir.blog
Featured Image: Pixabay.com / Dariusz Sankowski