Hi Pembaca yang baik hati, terima kasih telah mengunjungi diakhir.blog.
Ada kucing yang sulit diusir, yang sudah di-huss! huss! tidak mau pergi juga.
Ada juga kucing yang kita panggil puss! puss! dianya melihat kita dengan ragu.
Terkadang si kucing langsung lari sambil nengok ke belakang karena tidak punya kaca spion.
Kucing yang Sulit Diusir
Sebagai orang yang pernah hidup damai berdampingan dengan alien dari planet lain kucing, saya menemukan bahwa ketika kucing-kucing merasa aman dan akrab dengan seseorang maka mereka akan sulit diusir olehnya.
Ini hanya berlaku untuk kucing yang merasa aman atau kenal dengan kita.
Jika tidak begitu, dia mungkin akan kabur begitu kita menoleh kepadanya (sambil membawa sapu lidi).
Terkadang kita lihat kucing yang lucu di jalanan. Saat kita panggil, sang kucing kabur.
Ini berbeda dengan kucing-kucing yang merasa aman, mereka akan sulit ditakut-takuti.
Misalnya kita lagi mau keluar rumah sambil membawa kardus besar, tapi terhalang kucing yang rebahan di keset.
Kita usir pakai suara “huss, huss!”. Mungkin dia akan tenang-tenang saja.
Perlu ada gerakan nyata semisal tendang geser pakai kaki baru dia akan bergerak pindah.
Kucing yang Berprasangka Baik
Nah, hal semacam ini pernah disampaikan oleh seorang ustadz — yang sayangnya saya lupa siapa karena sudah 10-an tahun yang lalu — dalam sebuah ceramah tarawih di Masjid Al-Azhar Jakapermai Bekasi.
Suatu hari beliau mau mengeluarkan motor dari dalam rumahnya.
Ternyata ada kucing peliharaannya duduk-duduk santai di pintu rumahnya.
Tidak bisa lewat itu motor.
Beliau menyalakan mesin motor, lalu ngegas, sambil mengusir huss huss!
Si kucing kalem saja.
Beliau pun mendorong motornya, pura-pura mau melindas.
Tetapi si kucing tetap santai.
Kemudian pak ustadz tersebut menyampaikan pesan hikmah yang saya ingat terus sampai sekarang.
Bahwa si kucing selama ini beliau kasih makan.
Beliau pelihara dengan baik.
Maka si kucing pun berprasangka baik bahwa tuannya, majikannya, pemeliharanya yang selama ini memberinya makan pastilah tidak akan melukai dirinya.
Tidak akan benar-benar menyakitinya.
Kemudian beliau bilang marilah bertanya kepada diri masing-masing, mengapa manusia yang selama ini dikasih rezeki oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak memiliki trust atau rasa percaya seutuhnya bahwa Dia tidak akan menyia-nyiakannya, bahwa Dia akan menolong hamba-hamba Nya yang memohon pertolongan?
Berprasangka Baik kepada Allah
Wah, benar juga ya, kalau diingat-ingat, dipikir-pikir, betapa selama ini Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berulang kali menyelamatkan seseorang, berulang kali menolongnya melalui hari-hari berat.
Akan tetapi ada saja hal yang membuatnya merasa gundah, galau, kuatir, dan merasa tidak sanggup melalui berbagai masalah, terutama jika masalah itu adalah masalah yang baru.
Padahal ada Allah tempat meminta jalan keluar.
Padahal selama ini Allah sudah memberi limpahan rezeki.
Ketika diuji suatu hal terkadang seseorang jadi merasa menjadi manusia paling susah dan melupakan anugerah-anugerah yang selama ini diterimanya.
“Maka adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata, ‘Tuhanku telah memuliakanku.’ Namun apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, ‘Tuhanku telah menghinaku.’” (Al-Qur’an Surat Al-Fajr ayat 15-16)
Kisah kucing-kucing yang berhusnuzhon atau berprasangka baik ini sepertinya bisa menjadi inspirasi bagi kita untuk menjadi pribadi yang lebih tawakkal, lebih percaya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Leave a Reply