Ingat Kartu X

Hi Pembaca yang baik hati, terima kasih telah mengunjungi diakhir.blog.

Apa Bisa Berhenti Sebentar Saja?

Suatu sore, sambil menunggu azan maghrib saya dan seorang teman mampir ke sebuah pusat perbelanjaan.

Saat kami lagi berkeliling, ada dua orang usia 20 tahunan (laki-laki dan perempuan) menghentikan langkah kami.

Yang perempuan bertanya apa kami sudah pernah dengar kartu “X” (bukan nama sebenarnya). Kartu itu bisa dipakai pembayaran ini itu dan untuk memperolehnya bisa dengan mendaftar di konter di samping mereka.

Saya jawab sudah tahu dan belum punya kartu X. Hanya saja saya belum berminat untuk mendaftar.

Mereka berdua mencoba menjelaskan kegunaan kartu tersebut.

Saya dan teman saya meminta maaf bahwa kami tidak berminat untuk mendaftar. Kami pun bilang kami mau melanjutkan berkeliling.

Kemudian salah seorang dari mereka terus membujuk, ayolah kakak daftar sebentar saja, tolong cuma 5 menit saja, sebentar kak, daftar di konter itu (ada beberapa orang rekannya yang menanti).

Saya mulai merasa tidak nyaman.

Kalau hanya membeli produk yang masih terjangkau, sih, mungkin saya masih bisa memenuhi harapannya. Tetapi kalau sudah harus mendaftar dan membuat akun, saya keberatan melakukannya jika tidak ada kebutuhan.

“Maaf kami mau melanjutkan jalan lagi ya.” Lalu kami berdua pergi meninggalkan mereka.

Kami naik ke berkeliling mall itu, naik eskalator sampai lantai paling atas. Berkeliling food court barangkali ada makanan yang bisa kita bungkus untuk makan malam.

Bagaimana kalau Kita Mencari Jalan Lain?

Setelah puas berkeliling dan mau turun ke bawah, saya dan teman kepikiran untuk tidak melewati area yang tadi kami ketemu orang-orang kartu X.

“Tadi kita naik ke lantai ini lewat arah situ, jadi kita nanti cari jalan lain jangan lewat arah situ ya?”

“Setuju, kita jangan sampai ketemu mereka lagi.”

Kami pun mencoba berjalan turun lewat jalur lain. Sambil menengok ke bawah dari lantai atas. “Itu tempat yang akan kita hindari..”

Tapi kalau turun dengan eskalator tampaknya akan ketemu mereka.

Lalu.. “Hey, kita cari lift aja deh jadi bisa turun dari tempat lain.”

Kami pun nyari lift. Akhirnya ketemu juga di sudut.

Turun dengan lift, sampai bawah: “kita lewat sisi yang ini, karena sisi yang sana ada mereka.”

Lalu kami pun berhasil keluar mall dari sisi yang berbeda dari pertama kami datang, tanpa bertemu mereka.

Ada yang Tidak Beres!

Kami pun tertawa. Menertawakan diri kami masing-masing!

Something wrong!” kata saya.

“Kenapa kita harus repot-repot mencari-cari jalan keluar mall dari lantai atas ke lantai bawah lewat jalan yang berbeda biar tidak ketemu mereka lagi, padahal kita tidak salah apa-apa?!” ujar saya.

“Bener juga, ya. Kok, kita jadi repot, ya??” jawab teman saya.

“Kalau kita sudah dengan sopan bilang tidak berminat tapi mereka tetap membujuk seperti tadi, ya tidak apa-apa kita minta maaf dan pergi.”

Sebuah Pengingat

Maghrib itu kami mendapat sebuah kalimat inspiratif “ingat kartu X”. Itu adalah kejadian yang mengingatkan saya dan teman saya bahwa ketika seseorang punya rasa “tidak enakan”, itu bikin hidup jadi runyam sendiri. Terkadang ketika seseorang merasa tidak enakan, hidupnya malah akan, sengaja atau tidak, terambil alih oleh orang lain.

Iqbal – diakhir.blog

Featured Image: Pexels.com / Ricardo Cristian

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *